MURATARA SK- Sejak beberapa tahun yang silam, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) telah merencanakan pembangunan Gardu Induk (GI), namun seiring berjalan nya waktu ternyata Pembangunan Gardu Induk(GI) gagal. Pasalnya rumah kontrol rusak dan travo telah hangus terbakar, hingga saat ini pembangunan GI Tersebut di biarkan terbengkalai (terkangkang), dan terkesan Tanpa tanggung jawab, sabtu(03/10).
Sementara, rencana pembangunan GI tersebut telah direncanakan sejak 2017 silam hingga terialisasinya lahan, penggusuran lahan, dan peresmian peletakan batu pertama pembangunan GI pada tahun Februari 2018 silam dengan target selesai pada april 2019.
Alhasil, upaya yang telah dilaksanakan pemerintah tersebut, hingga saat ini belum sepertinya terhenti lantara kurun waktu 2 tahun terakhir pembangunan tersebut tidak kunjung dikerjakan karna telah terjadi kebakaran.
Sampai saat ini, lahan disediakan tersebut telah menjadi semak belukar lantara tidak ada pemeliharaan hingga penjagaan untuk penerusan pembangunan.
Sejauh ini, belum diketahui secara pasti penyebab hangusnya travo, apakah sengaja dibakar atau terbakar dengan sendiri.
Dengan adanya kejadian tersebut, pihak pemerintah Kecamatan Rupit serta pemerintah desa sebelum nya telah melakukan cross chek kebenarannya.
Namun ia katakan, dengan kejadian tersebut tentu yang dirugikan adalah masyarakat Muratara, karena masalah listrik belum bisa terselesaikan.
Kades Lubuk Rumbai Baru Abdullah Sani, juga pernah mengatakan terkait pembangunan GI terhenti dan perna terjadinya kebakaran.
Saat disinggung mengenai kebakaran yang terjadi, pihaknya katakan selaku desa tidak terlalu ikut campur, karena baik pihak PLN maupun pihak pemborong saat itu tidak pernah komuniskasi dengan dirinya.
“Pas ada masalah, sudah hangus, barulah komunikasi dengan saya memintak di adakan PK. Sama saja ingin memasukan saya dan warga saya ke penjara,”katanya.
Sambungnya, hibah tanah pembangunan GI tidak ada masalah, secara administrasi sudah lengkap, namun ada sedikit polemik di perbatasan dan itu tidak menjadi alasan.
Terpisah Warga Sungaijauh jernih, indra (37) mengatakan sangat disayangkan jika pembangunan tersebut harus terhenti dan dibiarkan terbengkalai hingga saat ini.
“Sudah jelas di wilayah Muratara dari 82 desa 7 kelurahan membutuhkan jaringan listrik yang normal, dengan terbengkalai nya gardu induk ini terkesan tidak ada tanggung jawab dari pemerintah”, kata indra saat di wawancarai awak media.
Jika hal tersebut, lanjutnya, dapat terrealisasi maka akan banyak manfaat bagi masyarakat. Dan sudah pasti jaringan PLN akan normal,ujarnya.
“Sangat di sayangkan jika pembangunan Gardu induk dengan lahan sudah ada, dan sudah menelan anggaran hingga miliyaran rupiah tidak di lanjutkan lagi, Jadi lebih baik diteruskan pembangunan GI nya jangan dibengkalaikan, akan banyak kerugian jiga Gardu induk ini di biarkan tanpa tanggung jawab dan di anggap sekan-akan uji coba, ini anggaran negara bukan pribadi”,tutupnya.
(Elda)